Meluasnya pergerakan kelompok militan Islamic State (ISIS) di Irak membuat banyak komunitas suku dan masyarakat disana yang akhirnya memilih untuk mengangkat senjata dan balik melawan ketimbang lari mengungsi. Hal inilah yang dipilih oleh ratusan umat Kristen Irak untuk bertempur melawan kelompok pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu.
Seorang anggota perwakilan umat Kristen di Parlemen Kurdistan, Yaco Jacob mengatakan bahwa umat Kristen disana sejak lama telah menderita akibat serangan ISIS dan kini mereka akan mempertahankan tanah kelahirannya.
“Mereka (umat Kristen) bertujuan untuk mempertahankan tanah kelahirannya di Nineveh Plain dan tentu saja mengambil alih keamanan di daerah-daerah itu,” kata Yaco.
Beberapa warga mengatakan bahwa mereka perlu mengangkat senjata karena tidak rela tanah kelahiran dan juga keluarga mereka menjadi sasaran utama ISIS. "Saya ingin melindungi tanah kelahiran kami, dengan kekuatan kami sendiri," ujar Nasser Abdullah.
Niniveh atau Niniwe adalah salah satu kota terpenting Irak di bagian utara yang direbut gerombolan ISIS sejak Juni 2014 silam. Sejak itulah ISIS melakukan pengusiran dan penangkapan besar-besar terhadap warga kota tersebut yang didiami oleh penduduk asli yaitu Kristen, Yazidi dan Syiah Sahabaks. Selain itu situs-situs purbakala berusia ribuan tahun ikut dihancurkan.
<!--[endif]-->--> Sumber : Berbagai Sumber